Senin, 29 Juni 2009

Selamat bertemu kembali di Newsletter Hypnoparenting.
Edisi kali ini edisi #02 berjudul "Anak-anak yang Bingung".

Apa yang Anda dapatkan dari newsletter edisi ini:
Sebagai orangtua, sadarkah bahwa selama ini anda telah
sering menghipnosis anak Anda, baik itu positif maupun negatif?
Cara komunikasi dengan anak yang salah, yang bila sering
anda lakukan akan mengakibatkan anak tumbuh dengan
perasaan ragu-ragu dan takut melakukan kesalahan. Apa
kata-kata yang perlu diucapkan agar bersedia melakukan apa yang
anda minta?

Anda sudah siap untuk membaca newsletter ini selengkapnya??
Mari kita simak penjelasan berikut ini.


Anak-anak yang Bingung
----------------------

Sadarkah Anda bahwa kita orang tua secara konstan meng-hypnosis
anak kita? Ambil saja kasus nyata yang terjadi dengan Anton
yang merupakan anak di rumah tetangga ini.

Pada suatu hari Anton sedang bermain dengan adiknya dan tiba-tiba
saja si adik menangis dengan keras karena mainannya direbut.
Anton tidak mau mengalah dan malahan mengejek adiknya. Ibunya
melihat hal itu terjadi dan dengan serta merta berteriak dengan
suara nyaring nan merdu, "Ayooo... teruskan ya... ganggu adikmu
terus... Nanti Mama hukum kamu kalau terus ganggu adikmu. Khan
adikmu masih kecil, kamu yang lebih tua ngalah dong?"
Anton terdiam kebingungan, dalam hatinya ia berkata, "Lho tadi
katanya disuruh terus, lha kok kalau saya teruskan malah
dihukum. Lagian kapan adik akan jadi lebih tua daripada kakak ya?"

Anton mempunyai pikiran seperti itu karena telah sering mendengar
ucapan ibunya yang seperti tadi. Setiap kali ia dan adiknya
berebut mainan selalu saja adiknya akan menangis untuk menarik
perhatian ibunya. Dan anehnya ibunya selalu mengatakan hal yang
sama seperti di atas kepadanya.

Sejak saat itu Anton selalu mencari makna atas perkataan orangtuanya.
Ia sering bingung sendiri, tanpa disadari tentunya, apakah yang
sebenarnya dimaksudkan oleh orang dewasa di sekitarnya. Jika ia
sendirian, seringkali memorinya memunculkan perkataan-perkataan
orangtuanya dan orang dewasa di sekitarnya yang membuat ia bingung.

Tanpa disadari ia tumbuh dengan sikap penuh keraguan dan susah
mengambil keputusan dalam waktu cepat. Ia menjadi tidak berani
memutuskan sesuatu dan lambat laun inisiatifnya untuk memulai
sesuatu semakin menurun. Cepat atau lambat kita bisa meramalkan
apa yang akan terjadi pada diri anak yang sering harus mencari
makna atas setiap tindakan atau perlakuan dari orang di sekitarnya.
Mereka akan tumbuh dengan sikap penuh keraguan dalam bertindak,
takut dikritik, perfeksionis, tidak berani mengambil keputusan
besar, kurang berinisiatif dan tergantung pada orang lain.

Atau mungkin Anda pernah mendapati seorang anak yang ulangannya
jelek dan kemudian mamanya berkata dengan kecewa, "Aduh kamu ini,
kemarin kan sudah belajar dan katamu kamu mengerti, lha kok
sekarang dapatnya cuma segini? Aduh kamu ini, harus diapakan sih?
Mama dulu ya tidak pernah dapat nilai sejelek ini lho! Mama
selalu dapat nilai bagus!" Dan papa si anak yang juga mendengarkan
omelan istrinya agak sedikit tersinggung dan mengatakan "Heh,
Mama menyindir Papa ya! Mau mencari kambing hitam ya? Apa maksudnya
Mama mengatakan nilai Mama selalu bagus apa nyindir Papa? Catat ya
nilai Papa dulu juga selalu bagus bahkan selalu masuk dalam 10 besar
di kelas!"

Dan .... bingunglah si anak. Dalam pikiran bawah sadarnya muncul
suara kecil yang mengatakan, "Mama nilainya selalu bagus, Papa
juga selalu bagus, bahkan masuk dalam 10 besar di kelas. Kalau begitu
kenapa aku jadi bodoh begini ya? Aku ini anak siapa sih sebenarnya?
Kok gara-gara nilaiku mereka jadi bertengkar sendiri sih?
Apa salahku?" Dan beribu-ribu pertanyaan lain yang akan muncul
di benak si anak.

Sampai di sini Anda mungkin berpikir, "Wah susah sekali menjadi
orangtua. Kok ini salah dan itu salah ya. Saya dulu juga diperlakukan
seperti itu oleh orangtua saya. Tapi kok ya ... tidak apa-apa tuh?
Sekarang hidup saya juga sukses?!"

Oh yaaaa... Pernahkah Anda merenung dan menggali dalam diri Anda
apakah ada konflik-konflik kecil yang timbul yang Anda abaikan saja
karena tidak tahu jawabannya. Dan Anda mengabaikan karena Anda
melihat sepintas tidak ada pengaruh besar bagi kehidupan Anda.
Sesekali saja muncul tapiiii ... ya tidak perlu diungkit lagi ah.

Anda benar. Anda bisa sukses dengan apa yang orangtua Anda telah
lakukan pada Anda. Dan tahukah Anda seandainya orangtua kita
melakukan sesuatu yang lebih positif lagi dari apa yang telah
dilakukannya maka kita bisa jadi lebih sukses daripada sekarang.
Bukankah setiap akibat merupakan hasil dari suatu sebab. Dan jika
sebabnya berbeda maka akibatnya berbeda juga, betul kan ?

Berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan dan lakukan kepada
anak-anak kita. Jika perkataan dan perbuatan itu sering diulang
maka pikiran bawah sadar anak akan menangkapnya dan menyimpannya
sebagai fakta kebenaran. Apapun faktanya, positif ataupun negatif,
akan dianggap sebagai kebenaran dan diwujudkan dalam realita fisik
si anak. Itulah yang disebut hypnosis. Kita sadari atau tidak, kita
telah menghypnosis anak-anak dengan perkataan dan perbuatan kita.
Kita telah menghypnosis anak-anak kita dengan lakon sehari-hari
yang kita pentaskan sebagai drama kehidupan di depan mata mereka.

Jadi apa yang harus kita lakukan? Berikut ini adalah beberapa
tips agar anak-anak tumbuh dengan baik:

1. Katakan apa yang Anda inginkan terjadi, jangan membuat anak
mencari-cari sendiri makna dari ucapan atau tindakan Anda.
Janganlah terlalu suka memelototi anak dan berharap mereka
akan mengerti apa maksud Anda, mereka akan mencari makna dan
akhirnya tumbuh dengan sikap penuh keraguan dan takut berbuat
salah. Jika Anda ingin dia menghentikan tindakannya langsung
katakan, "Sudah cukup. Hentikan sekarang. Sebenarnya apa yang
kamu inginkan?"

2. Akui dan hargailah perasaan mereka. "Kamu lagi jengkel ya,
sedih ya, atau kecewa? Kamu jengkel karena ...... (mainanmu
direbut oleh adik ya, atau Mama/Papa membentak kamu ya, atau
apapun penyebabnya). Yaa .... Mama/Papa mengerti dan bisa
merasakan hal itu. Mama/Papa sendiri juga akan jengkel atau
marah jika diperlakukan seperti itu. Menurut kamu apa yang
bisa dilakukan agar perasaan jengkelmu hilang? Apa kamu mau
minum dulu? Atau melakukan .....

3. Bersikaplah konsisten. Tindakan dan ucapan kita harus selaras.
Selain itu kita sebagai pasangan juga harus konsisten dan
sepakat dengan berbagai aturan. Jangan sampai kita mengijinkan
hal tertentu tetapi pasangan kita mengijinkannya atau sebaliknya.
Jika hal itu sering terjadi maka si anak juga akan mencari
sendiri kebenaran makna dari ucapan atau tindakan itu.

Semoga Anda mengerti bahwa kita orangtua senantiasa meng-hypnosis
anak kita, pastikan kita meng-hypnosis mereka dengan hal-hal
yang benar.


Untuk membaca atau memberikan komentar tentang artikel ini,
silakan isi form komentar dengan meng-klik alamat di bawah
ini. Terimakasih sebelumnya!
http://getresponse.com/click.html?x=a62a&lc=awjM&mc=3&s=HtZGB&y=T&


Newsletter berikutnya edisi #03 berjudul "Mendidik Anak
Tanpa Kekerasan".

Seringkali orangtua berpikir bahwa agar anak menjadi disiplin
kita harus memberikan hukuman. Apakah itu tepat? Sadarkah
anda bahwa kadang suatu hukuman dapat membuat anak
trauma dan mempengaruhi dirinya saat jadi dewasa ? Tetapi bila
anak tidak didisiplinkan, apakah dia tidak jadi kurang ajar
nantinya? Apa yang tepat untuk dilakukan?

Pastikan anda membaca Newsletter Hypnoparenting
edisi berikutnya.

Salam Sukses,
Ariesandi dan Sukarto

SekolahOrangtua.com
Pusat Pendidikan Keluarga
Wisma Permai Tengah FF-2
Surabaya 60115
Indonesia

Tidak ada komentar: